Janganlah Berdukacita

Dan janganlah kamu merasa lemah (dalam perjuangan mempertahan dan menegakkan Islam), dan janganlah kamu berdukacita (terhadap apa yang akan menimpa kamu), padahal kamulah orang-orang yang tertinggi (mengatasi musuh dengan mencapai kemenangan) jika kamu orang-orang yang (sungguh-sungguh) beriman. (Aal-e-Imran #139)

Dan janganlah engkau berdukacita (wahai Muhammad), disebabkan orang-orang yang segera menceburkan diri dalam kekufuran; kerana sesungguhnya mereka tidak sekali-kali akan dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun. Allah menetapkan tidak memberi kepada mereka (balasan baik syurga) pada hari akhirat kelak, dan mereka pula beroleh azab seksa yang amat besar. (Aal-e-Imran #176)

 Allah berfirman: “Sesungguhnya negeri itu diharamkan kepada mereka memasukinya – selama empat puluh tahun, mereka akan merayau-rayau dengan bingungnya (di sepanjang masa yang tersebut) di padang pasir (Sinai); maka janganlah engkau berdukacita terhadap kaum yang fasik itu“. (Al-Maeda, #26)

 Wahai Rasul Allah! janganlah engkau menanggung dukacita disebabkan orang-orang yang segera menceburkan diri dalam kekufuran, iaitu dari orang-orang yang berkata dengan mulutnya: “Kami tetap beriman”, padahal hatinya tidak beriman; demikian juga dari orang-orang Yahudi, mereka orang-orang yang sangat suka mendengar berita-berita dusta; mereka sangat suka mendengar perkataan golongan lain (pendita-pendita Yahudi) yang tidak pernah datang menemuimu; mereka ini mengubah serta meminda perkataan-perkataan (dalam Kitab Taurat) itu dari tempat-tempatnya yang sebenar. Mereka berkata: “Jika disampaikan kepada kamu hukum seperti ini maka terimalah dia, dan jika tidak disampaikannya kepada kamu, maka jagalah diri baik-baik”. Dan sesiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka engkau tidak berkuasa sama sekali (menolak) sesuatu apapun (yang datang) dari Allah untuknya. Mereka ialah orang-orang yang Allah tidak mahu membersihkan hati mereka; bagi mereka kehinaan di dunia, dan di akhirat kelak mereka beroleh azab seksa yang besar. (Al-Maeda, #41)

Katakanlah: “Wahai Ahli Kitab! Kamu tidak dikira mempunyai sesuatu ugama sehingga kamu tegakkan ajaran Kitab-kitab Taurat dan Injil (yang membawa kamu percaya kepada Nabi Muhammad) dan apa yang diturunkan kepada kamu dari Tuhan kamu (iaitu Al-Quran)” Dan demi sesungguhnya, apa yang diturunkan kepadamu (wahai Muhammad) dari Tuhanmu itu, akan menambahkan kederhakaan dan kekufuran kepada kebanyakan mereka. Oleh itu janganlah engkau berdukacita terhadap kaum yang kafir itu. (Al-Maeda, #68)

Kalau kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad) maka sesungguhnya Allah telahpun menolongnya, iaitu ketika kaum kafir (di Makkah) mengeluarkannya (dari negerinya Makkah) sedang ia salah seorang dari dua (sahabat) semasa mereka berlindung di dalam gua, ketika ia berkata kepada sahabatnya: “janganlah engkau berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita“. Maka Allah menurunkan semangat tenang tenteram kepada (Nabi Muhammad) dan menguatkannya dengan bantuan tentera (malaikat) yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah menjadikan seruan (syirik) orang-orang kafir terkebawah (kalah dengan sehina-hinanya), dan Kalimah Allah (Islam) ialah yang tertinggi (selama-lamanya), kerana Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah, #40)

Dan janganlah engkau (wahai Muhammad) merasa dukacita disebabkan kata-kata mereka yang ingkar itu; kerana sesungguhnya segala kekuasaan tertentu bagi Allah; Dia lah Yang Maha Mendengar, lagi Yang Maha Mengetahui. (Yunus, #65)

 Dan (setelah itu) diwahyukan kepada Nabi Nuh: “Bahawa sesungguhnya tidak akan beriman lagi dari kaummu melainkan orang-orang yang telah sedia beriman. Oleh itu, janganlah engkau berdukacita tentang apa yang mereka sentiasa lakukan.( Hud, #36)

Jjanganlah engkau menujukan pandanganmu (serta menaruh hati) kepada nikmat kesenangan yang kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (yang kafir itu) dan janganlah engkau merasa dukacita terhadap mereka (kerana mereka tidak beriman dan tidak dapat menguatkan Islam sebagaimana yang engkau harapkan); dan sebaliknya hendaklah engkau merendah diri kepada orang-orang yang beriman (sekalipun mereka dari golongan fakir miskin). (Al-Hijr, #88)

Dan bersabarlah (wahai Muhammad terhadap perbuatan dan telatah golongan yang ingkar itu); dan tiadalah berhasil kesabaranmu melainkan dengan (memohon pertolongan) Allah; dan janganlah engkau berdukacita terhadap kedegilan mereka, dan janganlah engkau bersempit dada disebabkan tipu daya yang mereka lakukan. (An-Nahl, #127)

Maka jangan-jangan pula engkau (wahai Muhammad), membinasakan dirimu disebabkan menanggung dukacita terhadap kesan-kesan perbuatan buruk mereka, jika mereka enggan beriman kepada keterangan Al-Quran ini. (Al-Kahf, #6)

Jangan-jangan pula engkau (wahai Muhammad), membinasakan dirimu dengan menanggung dukacita, kerana mereka tidak menjadi orang-orang yang beriman.( Ash-Shuara, #3)

Dan janganlah engkau berdukacita terhadap (keingkaran) mereka (yang kafir itu,) dan janganlah engkau resah-gelisah disebabkan tipu daya yang mereka lakukan. (An-Naml, #70)

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa:” Susukanlah dia; dalam pada itu, jika engkau takutkan sesuatu bahaya mengenainya (dari angkara Firaun), maka (letakkanlah dia di dalam peti dan) lepaskanlah dia ke laut; dan janganlah engkau merasa bimbang dan jangan pula berdukacita; sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan Kami akan melantiknya menjadi salah seorang dari Rasul-rasul Kami. (Al-Qasas, #7)

Dan sesiapa yang kufur ingkar, maka janganlah engkau (wahai Muhammad) berdukacita tentang kekufurannya itu; kepada Kamilah tempat kembalinya mereka, kemudian Kami akan memberitahu kepada mereka tentang apa yang mereka telah kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan segala (isi hati) yang terkandung di dalam dada. (Luqman, #23)

 Maka (fikirkanlah) adakah orang yang diperelokkan kepadanya amal buruknya (oleh Syaitan) lalu ia memandangnya dan mempercayainya baik, (bolehkah disifatkan sebagai orang yang menjalankan peraturan yang ditetapkan Allah untuk memberi hidayah kepadanya, atau sebaliknya) ? Kerana sesungguhnya Allah menyesatkan sesiapa yang dikehendakiNya, dan Ia juga memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa yang dikehendakiNya. Oleh itu, janganlah engkau membinasakan dirimu (wahai Muhammad) kerana menanggung dukacita terhadap kesesatan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan apa yang mereka kerjakan. (Fatir, #8)

 Maka janganlah engkau (wahai Muhammad) berdukacita disebabkan tuduhan-tuduhan mereka (terhadapmu). Sesungguhnya Kami sedia mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan. (Ya Seen, #76)

Sesungguhnya orang-orang yang menegaskan keyakinannya dengan berkata: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap teguh di atas jalan yang betul, akan turunlah malaikat kepada mereka dari semasa ke semasa (dengan memberi ilham): “janganlah kamu bimbang (dari berlakunya kejadian yang tidak baik terhadap kamu) dan janganlah kamu berdukacita, dan terimalah berita gembira bahawa kamu akan beroleh syurga yang telah dijanjikan kepada kamu.( Fussilat, #30)

4 Respons to “Janganlah Berdukacita”

  1. ambon menunggu azal Says:

    bangga

  2. Jangan bersedih di Jalan Allah SWT… | Blog Peribadirasulullah Says:

    […] Janganlah Berdukacita […]

  3. marcelinakerr49075 Says:

    […] u800cu59b3u65b7u65b7u7e8cu7e8cu5531u8457u6b4cu5047u88ddu6c92u4e8bu4e86u6642u9593u904eu4e86u8d70u4e86…u300au8aaau597du7684u5e78u798fu5462u300buff0d Click http://pepij.nl/succeaa100645

  4. qunhamin Says:

    😇😇😎😎 Padat dan Mendalam Akalan anda dgn Hujah dan Dalil2nya. Syabas

Tinggalkan komen